Nanas
atau pineapple ternyata punya banyak keunggulan yang patut diacungi
jempol. Salah satunya, yang bermanfaat bagi mereka yang punya masalah
dengan berat badan adalah kemampuannya untuk meluruhkan timbunan lemak
yang berlebih di dalam tubuh. Dengan secara rutin mengkonsumsi nanas
(sesuai dengan aturan yang berlaku, baca di bagian tengah artikel),
alhasil tubuh yang semula gendut perlahan-lahan bisa menjadi langsung,
ramping, dan singset.
Selain sebagai alternatif diet yang sehat, buah yang kulitnya dipenuhi
sisik berwarna kuning emasa ini dapat membuat sistem pertahanan tubuh
menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor,
magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, serta, dan enzim
bromelain yang tersimpan dalam buah nanas merupakan peluru tangguh yang
bisa meng-KO serbuah penyakit-penyakit serius, seperti tumor,
aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.
Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya yang berjudul Atlas
Tumbuhan Obat Indonesia, enzim bromelain dalam nanas berkhasiat sebagai
antiradang dan dapat membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu
pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah
(blood coagulation). Selain itu, kandungan serat nanas yang cukup tinggi
cocok sebagai obat sembelit. Makan buah nanas sama efektifnya dengan
mengkonsumsi obat pencahar (konstipasi). Efeknya tentu saja buang air
besar menjadi lebih lancar.
Tidak hanya untuk menangkal penyakit, nanas pun bermanfaat bagi
orang-orang yang sakit. Dua diantaranya adalah untuk meningkatkan
penyerapan obat dalam tubuh serta membersihkan jaringan kulit mati.
Nah, kembali ke masalah perampingan tubuh, berikut ini resep untuk menurunkan berat badan dengan menggunakan nanas.
Mula-mula, sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang. Kupas, cuci
bersih, lalu potong seperlunya. Selanjutnya ambil airnya, bisa dengan
diparut lalu diperas dengan menggunakan potongan kain bersih atau dijus.
Minum air perasannya ini sekaligus dua kali sehari.
Ervita Septia
Sabtu, 07 April 2012
PESAWAT TEMPUR DBD NYAMUK AEDES AEGYPTY
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta, Ordo: Diptera
Familia: Culicidae, Subfamilia: Culicinae
Genus: Aedes (Stegomyia)
Spesies: A. aegypti
Nama binomial
Aedes aegypti (Linnaeus, 1762)
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
Daftar isi
1 Ciri morfologi
2 Perilaku dan siklus hidup
3 Pengendalian vektor
4 Referensi
1. Ciri morfologi
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.
2. Perilaku dan siklus hidup
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas). Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
3. Pengendalian vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
1. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
2. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
3. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta, Ordo: Diptera
Familia: Culicidae, Subfamilia: Culicinae
Genus: Aedes (Stegomyia)
Spesies: A. aegypti
Nama binomial
Aedes aegypti (Linnaeus, 1762)
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
Daftar isi
1 Ciri morfologi
2 Perilaku dan siklus hidup
3 Pengendalian vektor
4 Referensi
1. Ciri morfologi
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.
2. Perilaku dan siklus hidup
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas). Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
3. Pengendalian vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
1. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
2. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
3. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.
Jumat, 16 Maret 2012
Perawatan rumah dan rumah sakit
Essentials of Health Information Management: Principles and Practices
BAB 3 : Health Care Settings
SUB BAB : Home Care and Hospice
Halaman :60
perawatan rumah dan rumah sakit
Perawatan di rumah memungkinkan untuk
orang yang sakit untuk tetap di rumah dan menerima perawatan dari perawat,
pekerja sosial, terapis, dan lainnya yang berlisensi perawatan kesehatan
profesional yang memberikan perawatan terampil di rumah. Perawatan terampil yaitu
termasuk jasa yang diperintahkan oleh dokter dan disediakan di bawah pengawasan
seorang perawat. layanan perawatan terampil meliputi:
Penilaian / pemantauan penyakit
• Intravena (IV) dan obat administrasi
• Insersi kateter
• Tabung menyusui
• Luka perawatan
perawatan
di rumah juga mencakup penggunaan peralatan medis (DME), yang meliputi berikut:
•
Tongkat
•
Kruk
•
tempat tidur
•
Ostomy pasokan
•
Oksigen
•
Prostheses
•
Walkers
•
Kursi Roda
Aspek lain dari
perawatan di rumah yang diberikan kepada
individu
melibatkan perawatan pribadi dan layanan dukungan, yang memberikan bantuan dalam menjalankan hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, dandan, ke toilet, bantuan untuk makan, pelatihan berjalan, dan mengakses layanan rekreasi. perawatan infus
juga diberikan pada perawatan di rumah oleh lembaga perawatan kesehatan ketika pemberian intravena obat secara medis sesuai untuk kondisi pasien, dan perawatan diberikan di rumah, bukan pada rawat inap di rumah sakit. Contoh infus terapi meliputi:
melibatkan perawatan pribadi dan layanan dukungan, yang memberikan bantuan dalam menjalankan hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, dandan, ke toilet, bantuan untuk makan, pelatihan berjalan, dan mengakses layanan rekreasi. perawatan infus
juga diberikan pada perawatan di rumah oleh lembaga perawatan kesehatan ketika pemberian intravena obat secara medis sesuai untuk kondisi pasien, dan perawatan diberikan di rumah, bukan pada rawat inap di rumah sakit. Contoh infus terapi meliputi:
·
Kemoterapi : intravena agen kimia yang
memiliki efek spesifik dan beracun
pada sel penyebab
penyakit atau organisme.
·
Terapi obat : intravena lain obat termasuk
antibiotik, antiviral, dan sebagainya.
·
Hidrasi
terapi : intravena cairan, elektrolit, dan
aditif lainnya
·
Nyeri
manajemen :
intravena narkotika dan obat-obatan lain yang dirancang untuk
meredakan nyeri
·
Nutrisi
parenteral total (TPN) : administrasi zat gizi oleh perifer atau sentral intravena
infus untuk pasien yang baik sudah kurang gizi
atau memiliki potensi mengembangkan kekurangan gizi
Perawatan rumah sakit menyediakan
medis komprehensif dan mendukung kepedulian sosial, emosional, dan spiritual
untuk menghilangkan sakit pasien. Tujuan dari rumah sakit
adalah perawatan paliatif (manajemen kenyamanan) bukan hanya kuratif perawatan (terapi). Perawatan jangka panjang yaitu perawatan yang cukup disediakan oleh rumah sakit dan fasilitas keperawatan yang menawarkan jangka pendek tetap tersedia. Kebanyakan rumah sakit dengan pasien memiliki kanker stadium akhir, dan juga semakin banyak rumah sakit dengan pasien yang memiliki penyakit jantung, paru-paru, ginjal, saraf,atau penyakit hati, HIV / AIDS, stroke, Alzheimer penyakit, dan kondisi lainnya. Tim rumah sakit terdiri dari dokter, perawat, pekerja sosial, rohaniwan, dan relawan yang mengkoordinasikan rencana perawatan untuk setiap pasien dan keluarga. Perawatan rumah sakit memungkinkan setiap orang dan keluarga untuk berpartisipasi penuh pada kesembuhan pasien.
adalah perawatan paliatif (manajemen kenyamanan) bukan hanya kuratif perawatan (terapi). Perawatan jangka panjang yaitu perawatan yang cukup disediakan oleh rumah sakit dan fasilitas keperawatan yang menawarkan jangka pendek tetap tersedia. Kebanyakan rumah sakit dengan pasien memiliki kanker stadium akhir, dan juga semakin banyak rumah sakit dengan pasien yang memiliki penyakit jantung, paru-paru, ginjal, saraf,atau penyakit hati, HIV / AIDS, stroke, Alzheimer penyakit, dan kondisi lainnya. Tim rumah sakit terdiri dari dokter, perawat, pekerja sosial, rohaniwan, dan relawan yang mengkoordinasikan rencana perawatan untuk setiap pasien dan keluarga. Perawatan rumah sakit memungkinkan setiap orang dan keluarga untuk berpartisipasi penuh pada kesembuhan pasien.
Langganan:
Postingan (Atom)